REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Majelis Ulama Indonesia (MUI) menargetkan Indonesia dapat menjadi Pusat Halal Dunia (World Halal Center) yang akan menetapkan standar halal dunia."Kita pantas jadi pusat halal dunia sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia, sekitar 200 juta penduduk. Selain itu, kita telah punya sistem sertifikasi halal yang paling akurat dan diakui dunia," kata Ketua MUI Amidhan Shaberah seusai jumpa pers tentang Pameran Internasional Bisnis dan Makanan Halal di kantor MUI, Jakarta, Rabu.
Usulan itu akan disampaikan dalam Forum Halal Dunia yang akan datang dimana saat ini Indonesia telah mulai melakukan harmonisasi dengan negara-negara tetangga."Di Forum Halal Global itu akan dibicarakan tentang regulasi dan kebijakan-kebijakan terkait produk halal. Tapi yang jelas saat ini sertifikat halal kita telah diakui seluruh dunia," ujar Direktur Eksekutif LPPOM MUI Lukmanul Hakim.
Sementara Amidhan menyebut tujuan dari Indonesia menjadi pusat halal dunia tersebut terutama adalah untuk perlindungan umat muslim dari semua produk terutama makanan yang haram. Ia mencontohkan, masyarakat menjadi tidak perlu khawatir lagi mengkonsumsi produk daging di seluruh restoran karena seluruh daging yang masuk ke Indonesia harus mendapatkan sertifikat halal MUI.
"Ini juga akan menguntungkan pengusaha, dengan sertifikasi halal, produknya dapat jadi lebih laku karena diketahui semua produk dari Indonesia telah mendapatkan sertifikasi halal, sehingga dapat menambah nilai produknya untuk diekspor," ujarnya. Dengan menjadi Pusat Halal Dunia, maka Indonesia akan dapat menentukan standar bagi produk halal di seluruh dunia.
Penyelenggaraan Pameran Internasional Bisnis dan Makanan Halal pertama yang akan berlangsung di Balai Sidang Senayan (JCC) pada 23-25 Juli yang akan datang oleh MUI adalah sebagai salah satu upaya menjadikan Indonesia sebagai pusat halal dunia. "The 1st Indonesia Int`l Halal Business and Food Expo (IHBF)" itu direncanakan dibuka oleh Wakil Presiden RI Boediono dan akan ditutup oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sekaligus membuka Munas MUI.
Sekitar 100 peserta telah mendaftarkan diri dalam pameran yang terdiri atas pelaku usaha makanan, minuman, kosmetika, pengemasan, perbankan syariah, asuransi syariah, travel agen syariah, pemerintah daerah, kementerian terkait, LSM syariah dan peserta dari luar negeri.
Usulan itu akan disampaikan dalam Forum Halal Dunia yang akan datang dimana saat ini Indonesia telah mulai melakukan harmonisasi dengan negara-negara tetangga."Di Forum Halal Global itu akan dibicarakan tentang regulasi dan kebijakan-kebijakan terkait produk halal. Tapi yang jelas saat ini sertifikat halal kita telah diakui seluruh dunia," ujar Direktur Eksekutif LPPOM MUI Lukmanul Hakim.
Sementara Amidhan menyebut tujuan dari Indonesia menjadi pusat halal dunia tersebut terutama adalah untuk perlindungan umat muslim dari semua produk terutama makanan yang haram. Ia mencontohkan, masyarakat menjadi tidak perlu khawatir lagi mengkonsumsi produk daging di seluruh restoran karena seluruh daging yang masuk ke Indonesia harus mendapatkan sertifikat halal MUI.
"Ini juga akan menguntungkan pengusaha, dengan sertifikasi halal, produknya dapat jadi lebih laku karena diketahui semua produk dari Indonesia telah mendapatkan sertifikasi halal, sehingga dapat menambah nilai produknya untuk diekspor," ujarnya. Dengan menjadi Pusat Halal Dunia, maka Indonesia akan dapat menentukan standar bagi produk halal di seluruh dunia.
Penyelenggaraan Pameran Internasional Bisnis dan Makanan Halal pertama yang akan berlangsung di Balai Sidang Senayan (JCC) pada 23-25 Juli yang akan datang oleh MUI adalah sebagai salah satu upaya menjadikan Indonesia sebagai pusat halal dunia. "The 1st Indonesia Int`l Halal Business and Food Expo (IHBF)" itu direncanakan dibuka oleh Wakil Presiden RI Boediono dan akan ditutup oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sekaligus membuka Munas MUI.
Sekitar 100 peserta telah mendaftarkan diri dalam pameran yang terdiri atas pelaku usaha makanan, minuman, kosmetika, pengemasan, perbankan syariah, asuransi syariah, travel agen syariah, pemerintah daerah, kementerian terkait, LSM syariah dan peserta dari luar negeri.
0 komentar:
Posting Komentar